Senin, 22 Juli 2013

Pahami Kata TITIP dahulu sebelum TITIP anak ke Pondok

Jika anda ingin menitipkan anak ke Pondok maka sebaiknya anda mengetahui maksud perkataan TITIP dahulu sebelum TITIP anak ke Pondok. Menurut Pak Kyai Hasan Abdullah Sahal: 
T (tega= harus tega terhadap anak untuk berpisah sementara). 
I (ikhlas, orangtua dan anak harus ikhlas dan siap untuk dididik dan diajar di sana, kehidupan yang sengaja diciptakan sederhana) 
T (tawakkal, jangan risau, jangan sering ditengok, jangan diragukan),
I (ikhtiar, maksudnya ikhtiar dengan 3 D yakni dengan daya usaha, dengan dana, dengan doa), 
P (Percaya, mesti percaya kepada Pondok. Pondok tiada maksud sama sekali untuk merusak anak orang, bukan untuk mencari wang dengan mendidik anak, bukan untuk mencari nama melainkan untuk menegakkan kalimah Allah

PESAN DAN NASEHAT Pimpinan PM Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal

PESAN DAN NASEHAT
Pimpinan PM Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, pada Malam Yudisium Santri Kelas 6
Gontor, 11 Ramadhan 1434
19 Juli 2013

1. Kaya itu penting, tapi jangan yang penting kaya; yang penting kaya bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa orang itu kaya dan sehat. Sehat itu penting, karena maksiat saja perlu sehat, apalagi ketaatan dan kebaikan perlu kesehatan. Berusahalah jadi orang kuat.

2. Hidup itu nikmat dan indah, maka nikmatilah keindahan hidup. Yang membuat tidak nikmat itu manusianya. Allah sudah menjadikan semuanya indah di dunia ini. "Dia-lah yang membuat indah segala sesuatu yang Dia ciptakan" (Qs. [32]: 7)

3. Keindahan dan kenikmatan bagi seorang guru yaitu murid; bagi suami adalah istri; bagi orang tua adalah anak; bagi pemimpin adalah rakyat, dst. Ini surga kita: guru punya murid, murid punya guru, itu surga. Bayangkan murid tidak punya guru, atau guru tidak punya murid. Dokter tidak punya pasien, pasien tidak punya dokter.

4. Guru bukan sekedar mengajar ilmu, tapi juga mengajar kehidupan.Kiai yang bener itu ada di pondok 24 jam, 7 hari seminggu, 31 hari sebulan, dst; pesantren tidak boleh jadi sambilan, mendidik dan mengajar tidak boleh hanya sambilan. Harus totalitas; tenaga, pikiran, hati, dan keikhlasan.

5. Kita syukuri kenikmatan ini, dan kita nikmati kesyukuran ini. Jangan sampai kenikmatan kita disyukuri orang lain, atau kesyukuran kita orang lain yg menikmati. Ramadhan dan Idul Fitri, itu kesyukuran dan kenikmatan kita, jangan sampai malah orang-orang nasrani, yahudi, kapitalis, komunis, dll yg menikmati.

6. Memberi sedekah saat sulit itu bagus, mulia. Memberi sedekah saat lapang itu biasa. Ingat hadis Rasul: "juhdul muqill", kerja kerasnya orang yg serba terbatas; maka keterbatasan diri tidak boleh membuat orang tidak berbuat kebaikan.

7. Maka, jangan sampai jadi manusia yang tidak punya prestasi. Berprestasilah, dan harus punya keunggulan. Berprestasilah dalam kebaikan, kemakrufan dan kebenaran.

8. Di pondok ini semangatnya adalah kebersamaan untuk memberi, bukan kebersamaan untuk bagi-bagi. Ingat, dalam berjuang dan berjihad jangan berpikir dapat apa, berapa, itu sampah-sampah perjuangan.

9. Di pondok ini kita tanamkan bom, yaitu bom spiritual, bukan bom kimiawi. Kita didik santri-santri ini menjadi bom spiritual, untuk mengebom sesuatu yang tidak benar, kemungkaran dan kemunduran.

10. Tiap orang punya aib, tiap lembaga punya kekurangan. Boleh membaca aib orang, tapi jangan membacakannya. Bedakan antara membaca dan membacakan. Suasana sekarang ini semrawut, karena saling membacakan aib orang lain.

11. Ulama yang mempertahankan harga diri dan meninggalkan persatuan umat, menjauhi ukhuwah Islamiyah, tidak usah diikuti, itu ulama palsu. Umat ditinggalkan ulama itu pahit, tapi lebih pahit lagi kalau ulama ditinggalkan umat.

Selasa, 24 Juli 2012

Untuk Kita Renungkan

Imam ghozali bertanya kepada murid-muridnya :

1.                        Apakah yang paling dekat di dunia ini ? mereka menjawab “ yang paling dekat didunia ini adalah anak, ibu, bapak dan kerabat dekat. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar adalah yang paling dekat dengan diri kita adalah kematian”.
Sesungguhnya kematian sangatlah dekat dengan kita bahkan tiap waktu kematian selalu mengikuti dan mengintai kita kemanapun kita pergi dan dimanapun kita berada, tidak ada seorang pun yang bias mengelak dari kematian jika dia telah datang waktunya. Dan juga telah ditegaskan dalam al-qur’an bahwasannya setiap yang bernyawa pasti akan merasakan dan melalui yang namanya kematian. Tidak ada seorang pun yang tahu akan kematian itu, kecuali sang maha pemilik dan pengatur kematian Allah SWT.
2.       Apakah yang paling jauh di dunia ini ? Mereka menjawab “ yang paling jauh di dunia ini adalah bulan, bintang dan matahari. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar yang paling jauh dari diri kita adalah masa lalu.
Sungguh masa yang sudah kita lewati sedetik yang lalu tidak akan pernah kembali lagi walaupun anda ingin menukarnya dengan yang termahal didunia ini tapi masa lalu yang telah anda lewati tidak akan pernah anda dapatkan kembali. Telah jelas dalam al-qur’an, “ Demi Masa ( Waktu )” sesungguhnya manusia berada salam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan yang beramal soleh. Maka merugilah kita jika setiap waktu yang diberikan oleh Allah kepada kita, tapi kita melawatkannya dengan sia-sia tanpa ada keimanan dan amal yang soleh. Sungguh tidak akan kembali waktu-waktu yang telah berlalu.
3.                       Apakah yang paling besar di dunia ini ? Mereka menjawab “ yang paling besar di dunia ini adalah gunung dan matahari. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar yang paling besar didunia ini adalah nafsu.
         Sungguh hal ini adalah hal yang sangat terlihat jelas dalam diri manusia karena hal ini tidak ada akhirnya selama manusia itu hidup, hal ini akan selalu berkembang dan akan selalu bertambah taka da habisnya, bahkan banyak manusia yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi hasrat nafsunya, lupa dosa lupa aturan bahkan berani mengorbankan apa saja demi tercapainya nafsu tersebut. Hanya kematian sajalah yang akan menghentikan nafsu manusia di dunia ini. Maka pantaslah jika seseorang tidak bisa menguasai nafsunya maka derajatnya lebih rendah daripada setan karena setan hanya diberikan nafsu dan sebaliknya jika manusia bisa menguasai nafsunya maka dia lebih  mulia dari malaikat karena malaikat hanya diberikan ketaatan sedangkan manusia dianugrahi kedunya nafsu dan keimanan.
4.                     Apakah yang paling berat di dunia ini ? Mereka menjawab “ yang paling berat di dunia ini adalah gunung, besi dan dunia ini. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar yang paling berat di dunia ini adalah amanah. Begitu banyak amanah yang terabaikan di dunia ini, ini menandakan begitu beratnya amanah dalam melaksanakan dan mengembannya. Banyak pemimpin yang tidak amanah, mulai dari pemimpin Negara sampai pemimpin dalam keluarga.
5.                       Apakah yang paling ringan di dunia ini ? Mereka menjawab “ yang paling ringan di dunia ini adalah kapas, busa dan angin. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar yang paling ringan didunia ini adalah meninggalkan solat lima waktu.
Jika keimanan dan ketaatan sudah luntuk maka dengan mudahnya mereka meninggalkan solat lima waktu dengan berbagai alas an yang menyangkut dengan kedunianya, tanggung lah karena lagi banyak pelanggan, tanggunglah masih banyak pekerjaan, tanggunglah harta benda tidak ada yang nunggu, kecapekan, ga enak badan dan lain-lain. Padahal yang pertama di hisab nanti di hari kiamat adalah sholat kita. Sholat sebagai wadah dari ibadah yang kita kerjakan, apabila ibadah yang kita kerjakan tidak memiliki wadah atau wadahnya bolong-bolong sudah pasti pahalanya berceceran tak tertampung..sia-sia…
6.                  Apakah yang paling tajam di dunia ini ? Mereka menjawab “ yang paling tajam di dunia ini adalah pedang, pisau dll. Maka imam ghozali berkata “ semua itu benar, tapi yang paling benar yang tajam didunia ini adalah lisan. Dengan lisan bisa membuat antar kita bertikai, antar kampung berkelahi, antar desa tawuran bahkan antar Negara berperang. Tergelincir kaki akan lebih selamat daripada tergelincir lisan. Keselamatan manusia adalah dalam menjaga lisannya.