PESAN DAN NASEHAT Pimpinan PM Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal
PESAN DAN NASEHAT
Pimpinan PM Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal, pada Malam Yudisium Santri Kelas 6
Gontor, 11 Ramadhan 1434
19 Juli 2013
1. Kaya itu penting, tapi jangan yang penting kaya; yang penting kaya
bisa menghalalkan segala cara. Maka kalau bisa orang itu kaya dan sehat.
Sehat itu penting, karena maksiat saja perlu sehat, apalagi ketaatan
dan kebaikan perlu kesehatan. Berusahalah jadi orang kuat.
2.
Hidup itu nikmat dan indah, maka nikmatilah keindahan hidup. Yang
membuat tidak nikmat itu manusianya. Allah sudah menjadikan semuanya
indah di dunia ini. "Dia-lah yang membuat indah segala sesuatu yang Dia
ciptakan" (Qs. [32]: 7)
3. Keindahan dan kenikmatan bagi
seorang guru yaitu murid; bagi suami adalah istri; bagi orang tua adalah
anak; bagi pemimpin adalah rakyat, dst. Ini surga kita: guru punya
murid, murid punya guru, itu surga. Bayangkan murid tidak punya guru,
atau guru tidak punya murid. Dokter tidak punya pasien, pasien tidak
punya dokter.
4. Guru bukan sekedar mengajar ilmu, tapi juga
mengajar kehidupan.Kiai yang bener itu ada di pondok 24 jam, 7 hari
seminggu, 31 hari sebulan, dst; pesantren tidak boleh jadi sambilan,
mendidik dan mengajar tidak boleh hanya sambilan. Harus totalitas;
tenaga, pikiran, hati, dan keikhlasan.
5. Kita syukuri
kenikmatan ini, dan kita nikmati kesyukuran ini. Jangan sampai
kenikmatan kita disyukuri orang lain, atau kesyukuran kita orang lain yg
menikmati. Ramadhan dan Idul Fitri, itu kesyukuran dan kenikmatan kita,
jangan sampai malah orang-orang nasrani, yahudi, kapitalis, komunis,
dll yg menikmati.
6. Memberi sedekah saat sulit itu bagus,
mulia. Memberi sedekah saat lapang itu biasa. Ingat hadis Rasul: "juhdul
muqill", kerja kerasnya orang yg serba terbatas; maka keterbatasan diri
tidak boleh membuat orang tidak berbuat kebaikan.
7. Maka,
jangan sampai jadi manusia yang tidak punya prestasi. Berprestasilah,
dan harus punya keunggulan. Berprestasilah dalam kebaikan, kemakrufan
dan kebenaran.
8. Di pondok ini semangatnya adalah kebersamaan
untuk memberi, bukan kebersamaan untuk bagi-bagi. Ingat, dalam berjuang
dan berjihad jangan berpikir dapat apa, berapa, itu sampah-sampah
perjuangan.
9. Di pondok ini kita tanamkan bom, yaitu bom
spiritual, bukan bom kimiawi. Kita didik santri-santri ini menjadi bom
spiritual, untuk mengebom sesuatu yang tidak benar, kemungkaran dan
kemunduran.
10. Tiap orang punya aib, tiap lembaga punya
kekurangan. Boleh membaca aib orang, tapi jangan membacakannya. Bedakan
antara membaca dan membacakan. Suasana sekarang ini semrawut, karena
saling membacakan aib orang lain.
11. Ulama yang mempertahankan
harga diri dan meninggalkan persatuan umat, menjauhi ukhuwah Islamiyah,
tidak usah diikuti, itu ulama palsu. Umat ditinggalkan ulama itu pahit,
tapi lebih pahit lagi kalau ulama ditinggalkan umat.
mantaap . syukron. main juga ke http://yosepriwm.blogspot.com/
BalasHapus